Oleh : Bambang Imam Pramuji
Salah satu kendala pendidikan di daerah afirmasi adalah kurangnya kualitas dan kuantitas Guru. Pemberian DAK Pendidikan Afirmasi untuk pembangunan rumah dinas guru dan pengadaan perabotannya diharapkan akan menjadi salah satu solusi bagi permasalahan tersebut. Dengan hadirnya rumah dinas yang layak dan lengkap diharapkan akan menarik guru untuk tinggal di sekitar sekolah, sehingga proses belajar mengajar akan lebih berkualitas dan kuantitas kehadiran guru pada proses pembelajaran diharapkan menjadi lebih baik dan pada gilirannya akan meningkatkan capaian pendidikan di daerah tersebut. Pemberian Alokasi DAK Afirmasi ini juga diharapkan dapat membantu daerah afirmasi untuk mampu mengejar ketertinggalan pendidikannya. Analisis ini berusaha untuk melihat efektivitas DAK Afirmasi Pendidikan bagi daerah afirmasi melalui ukuran capaian pendidikan yang diproxikan melalui APM Sekolah Dasar dan APM Sekolah Manengah Pertama. Teknik analisis data menggunakan metode Difference in Difference yaitu dengan membandingkan antara daerah yang mendapat alokasi DAK Afirmasi Pendidikan dengan daerah kontrolnya sebelum dan sesudah pemberian intervensi Alokasi DAK Pendidikan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa DAK Afirmasi Pendidikan terindikasi efektif pada daerah afirmasi yang mendapatkan alokasi DAK Afirmasi Pendidikan sebesar minimal 3% dari total alokasi pendidikan dalam APBD dengan efektivitas penyerapan DAK Afirmasi Pendidikan minimal 85%.
PENDAHULUAN
Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Afirmasi adalah DAK yang dialokasikan kepada daerah afirmasi dengan tujuan untuk mendukung pemerataan pelayanan dan mendorong percepatan pembangunan di daerah yang memiliki karakteristik tertentu seperti daerah tertinggal, terluar, perbatasan, kepulauan dan transmigrasi1 ditambah dengan Papua dan Papua Barat atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan daerah 3T (Tertinggal, Terluar, Terdepan).
Di daerah 3T, pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan pertumbuhan pembangunan cenderung tertinggal dibandingkan dengan daerah lainnya, termasuk di antaranya dalam Bidang Pendidikan. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan terjadi ketimpangan pembangunan manusia antar wilayah di mana wilayah Jawa dan Sumatera memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) lebih maju dibandingkan dengan wilayah lainnya, dan wilayah Papua memiliki ketimpangan paling besar.
Indeks Pendidikan yang menunjukkan tingkat kemajuan pendidikan di sebuah daerah menempatkan Papua sebagai daerah dengan indeks pendidikan terendah.
Indeks pendidikan yang rendah menggambarkan daerah tersebut memiliki ketertinggalan pendidikan jika dibandingkan dengan daerah lainnya. Salah satu upaya untuk mengejar ketertinggalan pendidikan yang secara umum terjadi pada daerah 3T adalah dengan memberikan DAK Fisik Afirmasi Bidang Pendidikan yang selanjutnya disebut dengan DAK Afirmasi Pendidikan.
DAK Afirmasi Pendidikan mulai dialokasikan pada tahun 2018. DAK Afirmasi Pendidikan digunakan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan pelayanan dasar dalam rangka mempercepat pencapaian prioritas nasional bidang pendidikan dan mengatasi permasalahan pendidikan yang secara umum dihadapi oleh daerah 3T. Sesuai petunjuk teknis terkait, DAK Afirmasi Pendidikan digunakan untuk pembangunan rumah dinas guru SD, SMP, dan SMA dan asrama siswa SMA pada lokasi-lokasi prioritas.5
Alokasi DAK Afirmasi dimaksudkan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur serta sarana prasarana di daerah 3T sesuai dengan nawacita Pemerintah yaitu membangun dari pinggiran. Pemberian DAK Afirmasi Pendidikan yang dikhususkan kepada daerah 3T diharapkan dapat menjadi katalisator dalam upaya meningkatkan pelayanan dasar di bidang pendidikan sesuai dengan SPM pada daerah-daerah prioritas.
Tulisan ini mencoba mengukur efektivitas DAK Fisik Afirmasi bidang pendidikan yang telah di disalurkan oleh pemerintah kepada daerah yang termasuk dalam kategori daerah 3T.
Analisis lengkap :